Hari ini, yen Jepang mencapai titik terendah harian baru, yang berkontribusi pada kenaikan pasangan USD/JPY mendekati level 143,50. Kenaikan ini didorong oleh sentimen global positif yang dipicu oleh berita negosiasi perdagangan antara AS dan Tiongkok, yang berdampak negatif pada aset safe haven tradisional seperti yen Jepang.

Namun, Bank of Japan mungkin dapat merevisi prediksinya tergantung pada hasil pembicaraan perdagangan antara AS dan Jepang. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan suku bunga, terutama di tengah meningkatnya inflasi di Jepang, yang dapat mendukung mata uang Timur Jauh tersebut.

Meskipun demikian, permintaan dolar AS yang tertahan dapat membatasi potensi kenaikan pasangan USD/JPY, karena para trader dengan antusias menunggu hasil pertemuan FOMC selama dua hari mengenai kebijakan moneter. Dalam pertemuan tersebut Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan level suku bunga.

Dari perspektif teknikal, kegagalan terbaru pasangan USD/JPY di dekat simple moving average (SMA) periode 200 pada grafik 4 jam berfungsi sebagai sinyal bearish. Selain itu, osilator pada grafik harian, per jam, dan 4 jam tetap berada di wilayah negatif, menunjukkan bahwa jalur dengan penghalang paling sedikit untuk pasangan USD/JPY tetap ke bawah. Oleh karena itu, setiap pergerakan naik dapat dilihat sebagai peluang untuk menjual di dekat level 143,55, yang dibatasi oleh level psikologis 144,00. Di atas level bulat ini terdapat zona pasokan di level 144,25–144,30. Jika zona ini ditembus, hal ini dapat memicu rally penutupan posisi short, sehingga mendorong harga spot menuju level psikologis 145,00.

Di sisi lain, level 142,35, yang menandai titik terendah mingguan, kini melindungi terhadap penurunan langsung pada USD/JPY menjelang level bulat 142,00. Breakout yang meyakinkan di bawah 142,00 akan membuat harga spot rentan terhadap penurunan selanjutnya menuju zona support berikutnya di sekitar 141,60, dengan potensi pergerakan turun menuju level bulat 141,00.